Surabaya, — Manuskrip puisi Catatan Dari Pekarangan Acak karya Muhammad Daffa berhasil meraih juara dalam Sayembara Kumpulan Puisi Aruh Sastra XX 2023 di Banjarmasin. Kemenangan ini menjadi titik balik penting bagi Daffa, yang sebelumnya tidak berencana menerbitkan naskah tersebut. Namun dorongan dari komunitas Sastra Lumpur dan kolega sesama penyair akhirnya mendorongnya untuk menjadikan naskah ini sebuah buku,Senin (02/06/2025).
Dalam keterangan pengantarnya, Daffa menyebut bahwa puisi-puisi di dalam buku ini merupakan hasil perjalanan kreatifnya selama empat tahun terakhir; 2020 hingga 2023.
“Saya tidak pernah terpikirkan untuk menerbitkannya, karena berbagai pertimbangan. Namun, setelah dinyatakan menang Aruh Sastra dan mendapatkan dukungan dari kawan-kawan Sastra Lumpur di Surabaya, saya akhirnya memutuskan menerbitkan buku ini,” ujarnya.
Berbeda dari buku-buku puisinya sebelumnya, Catatan Dari Pekarangan Acak kini dilengkapi dengan kata pengantar dan kata penutup, sebagai bentuk refleksi perjalanan kreatif yang dinamis.
“Dari tahun ke tahun, gaya, bentuk, dan sudut pandang saya bergeser. Dan saya percaya, puisi mesti tumbuh dari ruang personal lalu bergerak menuju yang lebih universal,” tulis Daffa.
Dewan juri Sayembara Aruh Sastra, M. Nahdiansyah Abdi, menyebut Daffa sebagai “sebuah sistem ingatan.” Ia menilai bahwa penyair muda ini tak hanya menulis puisi, tetapi juga menyerap wacana, membangun jejaring lintas wilayah, dan membaca tanda-tanda zaman.
“Puisinya tersebar di berbagai media, kadang memulai percakapan yang tak selalu tenang. Manuskrip ini adalah bagian dari perjalanan itu,” ujarnya.
Sementara itu, Indra Tjahyadi dari Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur menyoroti kekuatan pemaknaan dalam buku ini.
“Kiranya, itulah yang ingin disampaikan oleh Muhammad Daffa melalui kumpulan puisinya yang berjudul Catatan Dari Pekarangan Acak,” tulis Indra.
Menurutnya, puisi-puisi Daffa hidup di batas irasional manusia wilayah ketidakpastian tempat segala kemungkinan hadir sebagai kebenaran sementara. Di sana, makna menjadi cair, relatif, dan terus terbuka bagi penafsiran ulang.
Melalui terbitan ini, Daffa berharap Catatan Dari Pekarangan Acak dapat menjangkau pembaca yang lebih luas, beragam, dan bahkan “ugal-ugalan” dalam proses pembacaan dan pemaknaan. Buku Catatan Dari Pekarangan Acak sudah bisa dibeli melalui toko resmi atau akun Instagram Penerbit Lumpur.
(*)