Para pendemo mulai bergerak memadati di depan Gedung DPRD Provinsi Jatim sekira pukul 12.30 wib. Aksi yang di tengarai akan di susupi oleh beberapa tokoh mantan HTI ini dikawal ketat oleh ratusan aparat personil kepolisian maupun sejumlah polwan yang berjaga di depan para pengunjuk rasa.Sejumlah kendaraan taktis pun juga disiapkan untuk pencegahan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Proyek Eco-City Rempang, yang merupakan Program Strategis Nasional (PSN) di anggap oleh mereka telah menimbulkan polemik, karena memaksa warga untuk direlokasi dari pulau seluas 17 ribu hektare.
Dengan itu kebijakan yang di anggap tanpa konsultasi menjadi tuntutan para pendemo agar meminta Presiden dan Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian mencabut Proyek Rempang Eco City.
"Proyek ini telah mengabaikan fungsi bumi dan air serta kekayaan alam yang di kuasai negara guna untuk kemakmuran rakyat tidak lagi berpihak pada rakyat." ungkap Orator Aksi Damai Aliansi Masyarakat Surabaya Peduli Rempang Ustadz Khoiruddin.
"Kita persilahkan mereka menyuarakan aspirasi karena itu di atur dalam Undang Undang. tapi ingat, jangan sampai mereka membawa paham khilafah (HTI)di Kota Pahlawan ini. Jika kami melihat ada unsur pembangkitan paham Khilafah, maka tidak segan segan kami menghentikan aksi mereka." Terang Anwar kepada awak media.
Peserta aksi yang di dominasi oleh wanita ini menjadi perhatian para aktivis surabaya. Untuk itu arek arek Suroboyo hanya memantau aksi mereka hingga selesai.
Orasi sendiri diwarnai dengan yel-yel dan Dakwah penolakan relokasi serta menyudutkan pemerintahan Jokowi.
Seperti yang diketahui, proyek pengembangan Rempang Eco-City telah menjadi PSN, yang akan mengintegrasikan kawasan industri, pariwisata, energi baru dan terbarukan (EBT) dan lainnya.
Aksi berjalan lancar hingga selesai dan kondisi tetap kondusif seperti semula.
(Red)