A Hermas Thony mengaku senang juga bangga. Ada milenial yang peduli terhadap kekayaan Indonesia. Oleh sebab itu, ia mengajak milenial lainnya untuk semakin masif membumikan aksara jawa di ruang publik.
“Kita senang dan menyambut baik. Ada kelompok mahasiswa yang menginisiasi, mendukung, bahkan mengajak untuk menulis aksara jawa bareng,” ucap Thony, sapaan karibnya.
Sejatinya, puluhan milenial yang berstatus mahasiswa UPN Veteran Jatim itu hendak menulis aksara jawa di gedung DPRD Surabaya. Namun, Thony buru-buru menarik mereka untuk menulis di gedung Balai Pemuda. Menurutnya, lebih representatif. Terlebih masih dalam momen Hari Sumpah Pemuda.
“Saya menangkapnya ini adalah semangat pemuda dari Kampus Bela Negara UPN Veteran Jatim. Ini merupakan upaya konservasi kami terhadap eksistensi aksara jawa. Kemudian mendapat support dari kalangan milenial,” terangnya.
Sejak awal, Thony memang getol mendorong aksara jawa diaplikasikan di ruang publik. Misalnya, di kantor pemerintahan, mal, pertokoan, permukiman, dan ruang publik lainnya.
Menurutnya, upaya tersebut merupakan bagian dari edukasi dan pelestarian budaya Jawa bagi warga Surabaya dan juga sebagai langkah mengenalkan jati diri bangsa di tengah gempuran aksara asing.
“Membumikan aksara jawa penting dalam rangka menjaga aksara-aksara di Nusantara agar tidak hilang, sehingga jati diri bangsa ini masih terjaga dengan baik,” tandas Thony.
Ke depan, pihaknya berharap kalangan lain semakin proaktif memperkenalkan sekaligus membumikan aksara jawa. Bila kali ini dilakukan oleh kalangan milenial, maka ia berharap kalangan generasi Z tak kalah andil.
“Harapan kami nantinya juga dapat menembus generasi Z. Kalau hal ini sudah dilakukan dengan baik oleh kalangan milenial, maka untuk bertransformasi ke generasi z akan lebih mudah,” ujar Thony.
Di samping itu, dengan adanya kegiatan menulis bareng aksara jawa ini juga diharapkan dapat menumbuhkan spirit tersendiri.
Kemudian kritik, saran, dan masukan dari publik menjadi sebuah materi bagi DPRD Surabaya untuk merumuskan strategi membumikan aksara jawa di Surabaya.
“Semua ini wujud kecintaan terhadap kemajuan Indonesia,” pungkasnya.
(Frs)