Aksi teatrikal yang dilakukan oleh para seniman dan masyarakat yang peduli terhadap proses perbaikan demokrasi Indonesia merespon terhadap situasi penyelenggaraan pemilu tahun 2024
Tampak juga Kusnan dan Taufik monyong beserta Mas Andri dan seluruh seniman serta masyarakat yang hari ini ada kurang lebih 500 sampai 1000 orang hadir di taman Hapsari di depan Grahadi adalah sebuah bentuk keprihatinan terhadap situasi negara kita dalam pasca pelaksanaan Pemilu di tahun 2024 karena ada sebuah peristiwa pengrusakan secara sistematis terhadap pelaksanaan Pemilu di 2024
Para pendemo meyakini ada manipulasi dan nyata penyelenggara pelaksanaan Pemilu di tahun 2024 KPU beserta pemerintah dengan jargonnya.
Taufik Monyong menuturkan " Mari kita laksanakan pemilu dengan jujur dan adil tapi sebenarnya pemerintah sendiri dan penyelenggara pelaksana Pemilu itu sendiri yang tidak jujur sehingga otomatis kami sebagai aktivis sebagai seniman sebagai orang-orang yang peduli terhadap nasib bangsa ini kami ingin sekali mengingatkan kepada pemerintah dan mengingatkan kepada KPU bahwa apa yang akan menjadi catatan besar bahwa penolakan kita terhadap hasil demokrasi hasil pemilu dalam proses kontestasi pemilu dalam demokrasi hari ini kita tolak karena terus terang kami tidak ingin melihat transaksional politik yang terjadi di negeri ini sehingga bahwa banyak orang-orang akan melaksanakan sebuah penguasaan terhadap proses demokrasi Indonesia dengan cara-cara yang korup.
Bahkan mereka bekerja sama dengan Para pemilik modal baik itu yang disebut dengan para bankir para bohir dan para penguasa uang yang ada di Indonesia sehingga nasib anak cucu kita ini akan bergantung pada nasib yang akan tergadaikan, jadi tidak ada kedaulatan ekonomi karena ekonomi kita dikuasai oleh penguasa ekonomi atau modal yang mengatur kebijakan keuangan kita sudah diatur oleh mereka sehingga kita menggunakan, Mengatur keuangan tidak ada kedaulatan sama sekali.
Nah kami meminta kepada kawan-kawan dan masyarakat terutama Jawa Timur untuk sadar tidak lagi tertidur pulas dalam seakan-akan kita ini menjadi le mah yang kita lawan ini sebenarnya bukan hanya pemerintah bukan hanya KPU penyelenggara Pemilu tapi sebenarnya di Jawa Timur ada organ-organ yang menyediakan uang-uang untuk melakukan manipulasi seperti bank-bank milik asing yang telah berada di Jawa Timur.
Mereka tidak peduli bangsa ini seperti apa mereka hanya berduli bagaimana dia memperkosa demokrasi Indonesia dengan cara menghancurkan sistem penguatan hak-hak rakyat tapi dilemahkan oleh mereka agar kita sebagai rakyat luntur nilai-nilai nasionalisme " Ujarnya
" Para aktivis menyimbolkan bahwa Joko Widodo sudah harus turun,jadi sekali lagi masih tentang Joko Widodo ini bukan lagi menjadi seorang presiden yang berwibawa dan bermartabat tapi dia menjadi orang biasa yang Sudah barang tentu hak politik rakyat di Kediri sehingga kami menimbulkan nama-nama ini adalah yang disimpulkan gangsing atau bungkusan beras seperti ini kami ini ditutup mata dibungkus oleh penguasa sehingga kami ini dibutakan disuruh bergantung kelaparan dan kemiskinan kami kepada penguasa. " Imbuhnya
(Red)